What Time is it Now ??


Here's the New Me

Regrets over yesterday and the fear of tomorrow are twin thieves that rob us of the moment.

Sabtu, 29 Januari 2011

Tuhan, Dimana jodoh saya?

hhhmmm, "Tuhan, dimana Jodoh saya?", mungkin itulah yang akan terlintas dalam pikiran kita para perempuan yang pekat perasaannya. dari 24 jam, kita hanya menghabiskan 2 jam untuk belajar dan sisanya memikirkan "dimana jodoh saya?". (Sama kah dengan yang kalian rasakan?) ^_^


Ketika sebuah rasa digembar gemborkan dalam sebuah pertengkaran antara adam dan hawa, baik yang sudah halal atau di"halal-halalkan" maka, 100% air mata menemani percekcokan itu. Tentunya, bukan pria yang meneteskan air mata, tapi si makhluk nan halus hatinya, kerap berdetak jantungnya ketika ia mengingat sang kekasih yang 0,001 persen berbeda dari biasanya, dan yang menghayalkan menjadi wanita satu-satunya yang akan dicintai seorang pria, menjadi istri yang dipuja-puja suaminya dan menjadi ibu yang tetap awet muda agar menjadi penguat pertahanan sebuah rumah tangga, bagi saya Kelak!!.


Kembali, "Tuhan, dimana jodoh saya?". Entah saya yang bodoh menulis hal ini atau memang saya juga ikut bertanya, "Tuhan, dimana Jodoh saya?". Pernahkah membayangkan, Tuhan akan mengirimkan BBM atau SMS atau wall hanya untuk sekedar memberikan jawaban atas pertanyaan sebelumnya? Tidak semudah itu sepertinya, bukan berarti Tuhan menyulitkan. Yakinkan, bahwa Tuhan menginginkan kita sabar, ya...Sabar.


"Inilah saya, apa adanya saya...", wahai pria, seberapa sering kalian mengungkapkan kata-kata itu pada wanita sebagai dalil yang sebenarnya kalian tidak ingin dipersulit sedikit saja, padahal harusnya kalian bisa duduk bersama memikirkan asa dan rasa hubungan kalian. ingat, itu hubungan kalian, bukan hubungan diri terhadap diri.


atau "Kamu ga bisa ngertiin saya, kamu cuek, kamu keras kepala...", kali ini, coba saya belai sedikit para wanita untuk mengingat seberapa PD-nya kalian mengungkapkan kalimat diatas, padahal harusnya kalian bisa saja lebih dulu mengerti apa yang pria inginkan, beri pria perhatian dan ruang sebagai makhluk cuek.


sekarang ada lagi...

"Kamu harus dengar apa kata saya, saya ga suka kalau kamu berteman dengan dia..." wow... sebuah petunjuk bahwa pria mulai menggukan sifat kepemimpinannya, sayangnya kata "harus" tidak mencerminkan kepercayaan dan pemahaman atas "Manusia adalah makhluk sosial". "Kamu dimana, sama siapa, atau lagi apa, kok ga telp2 aku?" heheheh, hal inilah yang didominasi oleh kaum hawa, akui saja kalau wanita sering melakukan ini.


hhhmmmm, ternyata serba salah... menjadi karakter yang cuek atau posesif akan berdampak tak indah pada hubungan, atau menginginkan dimengerti terus juga akan berakibat hubungan tidak timbal balik. Lantas apa yang harus dilakukan?


Saya, disini bukan ingin menjadi penengah, saya menulis-pun bukan berdasarkan sumber yang omong kosong, saya berusaha meyakinkan diri saya bahwa pertanyaan itu tidak perlu lagi saya tanya pada Tuhan, itu sama saja saya tidak percaya pada janji Tuhan yaitu "Jodoh". kata-kata pria dan wanita diatas juga bukan sebuah kutipan sinetron Indonesia yang bisa di atur dengan sebuah skenario manusia, tapi saya yakin, diri saya, atau KAMU semua pernah melakukan itu.


Saya tersadar, bahwa benar kata kakak saya "Kamu atau dia tidak bisa mengontrol perasaan kalian masing-masing atau sebaliknya, yang dapat mengontrol hanya yang menciptakan perasaan itu, maka serahkan pada yang memilikinya, biar Ia yang Maha Tahu yang mengaturnya, komposisi bumbunya, cara mengadonnya, besar kecil pemasaknya dan cara menyajikannya". Saya atau KAMU sampai kapanpun akan hanya ada dalam kata "Andai..." Pengandaian yang hanya membuat saya atau KAMU memiliki pemikiran yang negatif dan akhirnya menagis, menangisi hal yang tidak semestinya ditangisi.


Saat ini, saya dan KAMU hanya bisa menjadi kepingan asa dan rasa. Menyadari wanita diciptakan dengan penuh perasaan dari ujung rambut hingga ujung kuku kaki, sedang Pria dengan kesungguhan logika. Bukan berati wanita terus menangisi kisah hidup sampai melupakan ibadah terpentingnya dalam hidup, yaitu menjadi wanita yang cemerlang dunia akhirat, sadari, kalau wanita cemerlang itu tak akan takut jodohnya lambat atau cepat, mungkin sebenarnya sudah banyak yang ingin mengkhitbahnya, tapi karena tertunduk malu, sang calon imam yang kurang iman kabur. Sedang pria, bukan berarti kalian dengan entengnya meninggalkan perkara-perkara kecil tanpa diperhatikan, sekecil apapun perkara itu butuh penuntasan, jangan biarkan bibit-bibit kesedihan akan berkembang biak menjadi malapetaka dihari nanti. 3 atau 10 tahun kita kenal dengan seseorang, bukan menjadi patokan dia paham kita atau sebaliknya. Pembuktiannya, tanya saja pada diri masing-masing.


Hidup bukan sebuah permainan seperti playstation,

yang bisa kita ulang kapan saja.

Hidup butuh pilihan,

Pilihan itulah yang akan menjadi konsekuensi.

Wanita, tetap syukuri ciptaan Allah, karena kamu memiliki kepekaan rasa, sehingga dengan rasamu itu kamu memiliki Cinta, dan kamu diarahkan oleh rasa itu untuk memilik ia, dan terimalah ia, terimalah dengan membantunya menemui kebutuhan-kebutuhan rohani dan jasmaninya.

Pria, tetap syukuri ciptaan Allah, karena kamu memiliki akal logika yang kuat, sehingga dengan akal logika kamu menemukan Cinta, dan kamu diarahkan oleh logikamu untuk memilih ia, dan terimalah ia, terimalah dengan membantunya menemui kebutuhan-kebutuhan rohani dan jasmaninya.


Bayangkan ketika orang yang ada didepan kalian pergi dan tidak bisa menerima rasa atau logika kalian, belajarlah bersyukur pada apa yang sudah diusahan orang lain untuk kita.

Semoga Allah senantiasa memperkaya kita dengan rasa sabar, hingga tiba waktu dimana saya atau KAMU memutuskan semua. Amin.


Supernova, Ruang Rindu...

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Bagus,,, :D

KAWOS PAHIN mengatakan...

Ass...
Saya mau kutip dari tulisan mbak nova.
"Tidak semudah itu sepertinya, bukan berarti Tuhan menyulitkan. Yakinkan, bahwa Tuhan menginginkan kita sabar, ya...Sabar"
Pertanyaan saya sabar itu ada batasnya engga? Karena saya punya kenalan. Dia berumur 50 thn, seorang wanita, pekerjaan mapan tapi belum punya jodoh atau suami.
Dia pernah bilang, semakin tua seseorang, apalagi seorang wanita, akan semakin sulit mendapatkan suami. Pilihannya menjadi terbatas.
Pertanyaan saya lagi, kok Tuhan tega membiarkan dia tidak mendapatkan jodohnya sedangkan umurnya sudah 50 thn. Sampai kapan lagi dia harus bersabar dengan jodohnya?
Wass....
Boleh tahu alamat facebooknya engga?
Saya suka ama tulisan mbak nova.
Salah satunya ini
"Kembali, "Tuhan, dimana jodoh saya?". Entah saya yang bodoh menulis hal ini atau memang saya juga ikut bertanya, "Tuhan, dimana Jodoh saya?". Pernahkah membayangkan, Tuhan akan mengirimkan BBM atau SMS atau wall hanya untuk sekedar memberikan jawaban"
Hahaha...... #sambilgulingguling
Wass....

 
template by suckmylolly.com