What Time is it Now ??


Here's the New Me

Regrets over yesterday and the fear of tomorrow are twin thieves that rob us of the moment.

Rabu, 09 Februari 2011

Bodohnya saya, atau???

Bungkam....
Penat....
dan
lunglai....

Tiga kata pahit dan tak ada aroma semerbak kian mengitarinya, dan telah menemani imajinasi saya saat itu, saat dimana beberapa persoalan muncul secara bersamaan, tanpa permisi dan tanpa melihat kondisi saya yang sangat letih.

"ini saya lakukan bukan untuk membuat saya yakin akan manfaatnya, tapi atas dasar keterpaksaan", goresan notes tertera tepat sejajar dengan pandangan mata yang sudah semakin rabun ini. Apalah arti dari kerja keras saya selama ini, kalau hanya dendam dan amarah terpupuk dengan subur di dalam jiwa yang kosong. Saya sadar akan keburukan itu, tapi saya tidak sanggup untuk menggantikannya dengan pikiran yang sedikit lebih dingin dan tenang. Sepertinya, bukan ranah saya dalam menangani hal itu. Bukan saya.

Saya ini sudah semakin paham harusnya mengenai hal-hal apa yang harus saya lakukan, kerjakan dan selesaikan. Sudah jelas waktu, tempat dan tujuannya. Tapi, entah apa yang membuat saya tidak mampu berkutik dengan ruang keegoisan terhadap monster menakutkan itu. Sesuatu hal yang tidak bisa saya genggam, benda yang bukan menjadi minat saya, bahkan diperkuat dengan kealpaan bakat saya, menyedihkan!

24 jam lebih sudah saya hanya membulak-balik lembaran penuh angka yang entah muncul dari mana, sudut pandang saya tidak simetris lagi, sudah tidak normal. Saya berharap akan ada mukzizat dari peri-peri yang baik hati untuk memberikan deretan jawaban dari setiap persoalan yang ada di tubuh monster itu. Tapi, setelah saya mengamati sekeliling saya, tidak ada satupun tanda-tanda akan datang dewa-dewi penolong itu. Kasihan!

"Masalahnya apa? " tanya diri terhadap diri. hhhmmm, mungkinkah karena menurunnya tingkat semangatisme dalam metabolisme saya? Bukan!. lantas apa? ok, ok, ok... mungkin karena saya terasa ingin cepat-cepat memeluk keluarga tercinta yang sedang saya tinggalkan untuk sebentar saja? Bukan juga!. Lalu???...

Pahami diri, sadari diri dan kuatkan diri!!!!. Saya tau, saya tidak memiliki bakat dalam menyelesaikan persoalan monster itu, saya tidak ahli dalam hal itu. Dan saya juga tidak ada minat untuk bersahabat dengan monster itu. Sama sekali TIDAK! sangat lantang dan keras saya bunyikan benderang perang untuk menolak kehadirannya dalam kehidupan saya yang sedikit lebih indah harusnya. Saya-pun tidak mau berkelahi dengan monster itu, monster yang sangat menjengkelkan, tidak punya hati dan pikiran sehingga ada saling kepemahaman.

Lantas, apa yang harus saya lakukan?

Lebam menjadi bukti kekalahan saya pada monster itu, monster yang tidak pernah masuk kedalam list kebahagiaan saya. hhmmm... seegois itukan saya?

Adakah yang salah bila saya tidak ingin bersahabat atau berkenalan lebih jauh dengan hal itu? Tidak sepertinya, saya memahami bakat dan minat saya, tidak seharusnya ada paksaan sehingga mengganggu keseimbangan hidup saya. Kalau saja monster itu sedikit lebih jinak, mungkin saya akan lebih halus berlaku dan akan mencoba untuk mempertimbangkan bahwa monster itu layak menajdi teman saya. Tapi, sepertinya terlambat, Maaf!

Desakan dan paksaan hanya membuat saya semakin bungkam, penat dan lagi lunglai. Bukan itu rupa solusi-nya. Itu sebabnya, banyak manusia bijak memberi arahan "Selesaikan dengan cinta, dan cintai apa yang kamu selesaikan" dan saya akan mendapat kepuasan. Apa yang ada dalam kemampuan saya adalah bakat saya, dan apa yang membahagiakan saya adalah minat saya. Jangan paksa, tolong!.

Saya mengerti dengan sadar, Setiap persoalan dalam hidup saya dan mereka mungkin diluar sana bukan untuk menjadikan saya dan mereka lemah, tapi semakin kuat. Kuat dan bijak. Sebab itu guru terbaik adalah pengalaman. Pengalaman mereka yang lebih dulu menelan kepahitan dalam setiap persoalan akan menjadikan pandangan dan pembelajaran. Inti dalam persoalan itu tidak berbeda, semua sama, hanya angka-angkanya saja yang berbeda. Yah, berbeda.

Aneh bukan, saya bisa asyik menuturkan hasrat melalui banyak wadah, tapi untuk menyelesaikan persoalan dalam tubuh monster itu, niat saja tidak ada. Saya takut, sangat takut. Apa manfaatnya bila saya dikelilingi rasa takut dan penat dalam menyelesaikan persoalan? Fine, "Kalau tidak dipaksa, mungkin tidak akan dikerjakan". Tapi, apa yang saya dapatkan setelah semua selesai? hati yang berbunga karena telah keluar dari lingkaran api yang meletup-meletup? sepertinya bukan itu yang saya inginkan.

Saya ingin saya dapat melakukan sesuatu yang saya mampu lakukan, kalaupun tidak bisa, tidak perlu saya dipaksa dengan keterbatasan waktu yang membuat saya semakin gila! Saya ingin menikmati setiap perjumpaan soal-soal dan menggugurkan rasa penasaran saya dengan mencoba menyelesaikan setiap persoalan dengan penuh gairah. Bisa kah?

Semua adalah yang saya ingin, walau saya tau bakat dan minat saya, dan semestinya saya mencoba berjalan diatas rel itu agar tidak ada yang saya salahkan bila bertemu rintangan.
Tapi....
Tuhan ingin saya lebih pintar dan kuat. Terimakasih Tuhan....

Supernova, ~RuangRindu~

Selasa, 08 Februari 2011

Saya masih cinta padamu...

"Bu guru, saya ingin jadi ibu nanti kalau sudah besar, boleh ga?", tanya saya saat itu, dimana saya yang selalu mengikuti gerak-gerik guru saat wanita cantik itu mengajar didepan kelas. "Boleh, selain jadi guru seperti ibu, kamu mau jadi apalagi?" tanya guru saya kembali. "Hhhhmmm, saya mau jadi Ibu guru aja, biar bisa banyak main dan dapet hadiah dari murid-murid ibu setiap pengambilan raport", jawab polos saya saat itu.

Saya adalah murid kecil, yang energik, cerewet dan terliat ingin sekali memimpin dalam hal apapun, terkesan sangat egois memang. Pasalnya hampir setiap waktu saya akan selalu memimpin sebuah kelompok, selalu menjadi asisten guru dikelas walau sekedar untuk menghapus papan tulis, memimpin kelas untuk berdoa atau membuat teman teman saya menangis karena dengan sengaja dan terang-terangan saya pukul. Niat saya memang baik, ketika saya memukul teman saya itu adalah semata-mata ingin menyuruh teman saya diam dan segera mendengarkan guru kesayangan saya bicara didepan kelas, akan tetapi tetap saja saya dianggap nakal oleh sebagian teman-teman saya, hampir semua teman-teman saya takut pada saya. Saat itu, maklum saja, saya masih kecil, masih belum paham dan tahu cara menegur orang dengan baik dan semestinya.

Teringat saat acara perpisahan itu, sepuluh tahun lebih mundur kebelakang, setelah tarian dan nyanyian ditampilkan oleh saya dan kawan-kawan lainnya, tiba saatnya untuk saya seorang diri membacakan sebuah puisi yang dipersembahkan untuk guru tersayang...

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Puisi ini saya persembahkan untuk engkau, guru-ku terhebat dan tercantik.. sehingga kecantikanmu mengalahkan kecantikan tante Krisdayanti.
Ingat tidak, saat pertama saya dan kawan-kawan yang lain datang dihari pertama kami bersekolah disini, banyak yang masih takut dan membawa mama - papa - nya masuk kedalam kelas, Ibu guru tidak marah pada kami, ibu guru hanya tersenyum dan bilang, nanti juga berani sendiri, ini kan sekolah, bukan penjara.
Atau peristiwa lain, saat saya dan kawan-kawan yang lain tidak bisa diam dan tenang, ibu guru tidak marah pada kami, ibu guru hanya tersenyum dan berkata pada orang-orang lain, namanya juga anak-anak. Inikah taman kanak-kanak.
Satu lagi, saat saya dan kawan-kawan yang lain ingin buang air besar, dan kami tidak bisa membersihkannya, ibu guru tidak pernah jijik atau marah untuk membantu membersihkan kotoran kami, ibu hanya bilang "begini caranya, biar najisnya semua hilang, biar kembali bersih dan tidak berbau".
hhhmmm, semua itu yang membuat saya dan kawan-kawan Saya betah dan ingin selalu ada di sekolah, ada ibu guru yang cantik dan baik, ada ibu guru yang pandai memberikan cerita, dan ada ibu guru yang selalu tersenyum walau kami sudah mulai mengesalkan.
Ibu guru yang saya miliki adalah ibu guru yang sabar, semoga kalian dilindungi Allah SWT. Amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Sangat singkat dan aneh, puisi saya membuat penonton saat itu terdiam, tidak juga memberi sambutan hangat dengan tepukan yang meriah, melainkan sedikit demi sedikit mereka mulai bergilir meneteskan air mata. Termasuk ibu guru cantik saya, Ia-pun menangis beriring senyum yang memang, sangat cantik.

Cita-cita saya tidak berubah, sepuluh tahun lebih maju, saya masih ingin menjadi seperti Ibu guru cantik itu, yang lembut, sabar dan ikhlas. Sekolah sampai di negeri orangpun tidak membuat cita-cita saya berubah sedikitpun. Walaupun banyak yang menganggap cita-cita saya adalah rendahan bahkan sampah. "halah... sekolah tinggi kok cuma ingin jadi guru TK?". Ucap seorang yang sudah memiliki deretan titel setelah namanya. Namun, semua itu masih berhasil saya tepis, dan saya yakin, bahwa cita-cita saya lebih berharga dari sebuah sampah, kalaupun cita-cita saya adalah sampah, tapi ini sampah yang berarti, sampah yang mampu membuat alam tersenyum pada saya, sampah yang dapat didaur ulang dan akan lebih cantik dari barang aslinya, sebelum menjadi sampah. cool!!

Berpikir dan berniat menjadi seorang guru TK itu bagi saya bukan perkara yang mudah, saya harus memikirkan metode apa yang akan saya berikan pada murid-murid kelak. Saya asyik dengan imajinasi untuk menjadi guru TK. Sambil tersenyum saya mulai menulis satu persatu konsep yang akan saya praktekkan kelak.

Akan saya buat mereka semua paham, kenapa saya memilih untuk menjadi guru TK, bukan seorang sekertaris atau konsultan bidang yang sedang saya pelajari, sehingga menjadi urutan tertinggi dalam cita-cita saya. Padahal, menjadi guru TK tidak menjamin saya akan punya uang banyak, sedang profesi lain dapat membuat pundi-pundi uang akan terkumpul, santai duduk manis di cafe-cafe mahal sekedar bertemu dengan klien, belanja di mal-mal mewah di ibu kota atau jalan-jalan menghabiskan uang yang sudah terkumpul itu keliling negara, sekedar mengoleksi stempel imigrasi di setiap bandara. Akan saya buat mereka mengerti mengapa begitu jatuh cinta saya pada cita-cita saya itu.

Membayangkan menjadi perantara untuk anak-anak adalah hal yang tidak mudah, apalagi mempraktekkannya. Mencintai mereka juga tidak gampang. Sabar berhadapan dengan mereka juga bukan perkara yang ringan. Tapi, tersenyum dihadapan mereka adalah istimewa. Setiap ulah dan tingkah anak-anak membuat saya berpikir, bagaimana mereka esok, bagaimana masa depan mereka nanti, akan jadi apa mereka kelak. Itulah yang membuat saya terus berpikir untuk mengejar cita-cita sebagai guru TK. Perlu dikejar, perlu diusahakan...

Mengenalkan mereka mengenai keramahan alam raya, saling menyayangi dengan alam, ramah terhadap alam dan senantiasa halus budi pada alam. Itulah yang menjadi konsep dasar dalam mengemban tugas seorang guru TK kelak. Alam adalah rumah yang sesungguhnya, alam membuat kita teduh dari hujan, alam membuat kita hangat dari matahari dan alam membuat kita tersenyum sambil berbaring menyaksikan romantisme rembulan dan bintang-bintang. Berlari di padang rumput sambil membelai dengan lembut dedaunan yang ikut berdansa dengan derap langkah larian. Bercengkrama dengan binatang-binatang lain. Semua akan menjadi konsep utama dalam langkah saya menjadi guru, Kelak.

Mengapa harus alam? "Jangan buat alam sedih dan menangis" pesan yang sudah dimasukan kedalam folder sebagai guru TK kelak.

Selanjutnya, perkenalkan anak-anak pada sang pencipta alam raya, siapa yang telah membuat alam ini menjadi begitu indah, cantik, dan penuh dengan keriangan. Siapa yang akan kecewa dengan keadaan alam yang bengangsur melemah, dan mengapa bisa demikian. Tahap selanjutnya dalam misi saya kelak.

Mungkin akan ditutup dengan menjadikan mereka lulusan terbaik dunia dan akhirat. Amin...

Ibu guru yang cantik... Saya selalu memimpikan anda dihampir setiap tidur saya. Anda berhasil mengganggu pikiran dan konsentrasi saya. Rasa-rasa-nya, saya tidak bisa meninggalkan anda begitu saja. Ibu guru yang baik hati, mungkin saya sudah gila dan hilang akal, begitulah pikiran mereka yang mengetahui imajinasi saya. Biarlah, saya bahagia bisa mendeklarasikan mimpi saya dihadapan mereka, walaupun mereka hanya tersenyum dengan makna melecehkan. Tidak apa, sepeti yang anda telah tanamkan pada diri saya saat itu, tidak dibutuhkan untuk saya sebuah amarah dalam menjawab aksi-aksi manusia yang tidak memahami gairah pribadi, hanya perlu senyum saja.. Dan tahukan engkau ibu guru yang penuh dengan inspirasi, saya benar-benar jatuh cinta padamu, dan sampai saat ini, saya masih cinta padamu. "Marry me!", Amin.

Baik, saya memang sadari, tidak ada yang salah dengan tanggapan mereka mengenai pemanfaatan ilmu yang saya dapati dari sekolah-demi-sekolah. Tapi mengapa mereka berpikir, bahwa memanfaatkan ilmu itu diukur dari seberapa tinggi tempat yang akan menjadi wadah ilmu. Apa beda-nya dengan tingkat sebuah TK dan Universitas? Semakin mudahkah membagi ilmu kepada mereka yang duduk di Universitas? atau semakin lebih bermaknakah memberikan pengalaman yang menarik untuk mereka?

Lagi dan lagi, saya minta maaf, emosi diaduk secara merata oleh kesadaran dan kesabara yang luar biasa tidak dapat saya peroleh dari sebuah jenjang formal yang sudah tinggi dan yang sudah memiliki sistem berkelas. Saya ingin menjadi Ibu Guru dimana mereka semua generasi saya bertanya " Ibu, apa itu Huruf dan Angka?, Ibu, bagaimana saya membuat sebuah lingkaran dan segitiga? atau, Ibu, Saya sayang Ibu guru!". Tempat dimana mereka mempertanyakan kondisi bumi dan membawa mereka pada gambaran kehidupan, berpetualangan dengan mereka di tengah hutan kehidupan ini, bukan lagi siapa yang kuat yang akan bertahan hidup, tapi siapa yang peduli yang akan bahagia. Hanya itu awal dari cita-cita saya... Bila memang dimensi waktu akan mendukung, telah lahir generasi yang akan membuat lingkaran-lingkaran yang beririsan, saling masuk didalam penjiwaan dan bergesekan dengan rasa peduli pada sesama.

Hanya itu, jadi saya dapat pertahankan, bahwa saya masih cinta padamu....

Supernova, ~RuangRindu~

Minggu, 06 Februari 2011

Jika Aku sendiri dan Jatuh Cinta


Ketika Semua Manusia Meninggalkan saya dalam kesendirian, saya harus teringat bahwa Allah pernah Berkata,


"Wahai Hamba-Ku,

Kini Kau Tinggal Seorang Diri,

Tiada Teman Dan Tiada Kerabat,

Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..

Mereka Pergi Meninggalkanmu. Seorang Diri

Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku

Hari Ini,….

Akan Kutunjukan Kepadamu Kasih Sayang-Ku

Yang Akan Membuat Takjub Seisi Alam

Aku Akan Menyayangimu

Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya".

"Wahai Jiwa Yang Tenang

Kembalilah Kepada Tuhanmu

Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya

Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba- Ku

Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku"



Firman Tuhan membuat saya lebih tersenyum dalam kesendirian, saya merasa terpukau pada setiap bait-bait bak syair seorang kekasih pada yang dicintanya.


Saya yakin, bahwa saya tidak boleh takut pada akhir, yakin pada proses, itulah yang membuat sebuah pendapat, berakhir motivasi, karena akhir tak ada yang buruk, akhir tak ada yang hina, yakin pada proses kehidupan sehingga setiap langkah tidak akan mengisakan penyesalan. Semua akan berbuah hikmah.

Teringat sajak seorang pujangga dalam meminta hati-nya selalu terjaga,



Ya Allah, jika aku jatuh cinta

Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatannya

untuk mencintaimu


Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta

Jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu


Ya Allah, jika aku jatuh hati

Izinkahlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu


Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu

Rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu, dan jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu


Ya Allah, jika aku jatuh hati

Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu


Ya Allah, engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada-Mu, telah berpadu dalam mebela syariat-Mu


Kokokanlah Ya Allah ikatan ini atas ridho-Mu, kekalkanlah cinta ini, seperti kekalnya cintaku pada-Mu, tunjukilah jalan-jalan cahaya-Mu, penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar, lapanglanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.


Amin Ya Rabbal `Alamin



Berbaik sangka pada pencipta hati, itulah satu-satunya cara untuk memperoleh ketenangan lahir dan batin. Saya-pun sedang mempelajari bab itu, tidak mudah, tidak hanya cukup untuk dibaca, perlu dipahami dan diimplementasikan. Semoga saya dan kalian berhasil.


Maka, tetaplah bahagia wahai manusia yang merasa takut akan kesendirian, Substansinya, itu bukan musibah, tapi anugrah. Nikmati setiap terpaan yang menampar hati, karena dengan itu hati kita semakin kokoh, tersenyumlah dengan kepahitan, karena itu belum seberapa dengan pahitnya kehidupan didepan sana. Sekali lagi, sayapun sedang mempelajari itu, semoga saya lulus dalam bab ini.


Supernova, ~RuangRindu~



Jumat, 04 Februari 2011

Bertemu dan Berpisah, itulah Hidup sesaat

Salam,..

Setiap orang biasanya tidak suka dengan yang namanya perpisahan, padahal adanya perpisahan karena ada pertemuan, jadi... Apakah saya atau kalian lebih baik tidak bertemu?

Telah banyak yang saya lalui dalam sebuah perpisahan itu. Dulu, saya bertemu dengan sahabat-sahabat kecil yang masih suka membawa tempat minum atau suka menangis karena saya usilkan, atau berlebih-lebih saya memang sengaja membuat mereka menangis dan saya joget-joget dengan bangga karena merasa sukses dapat membuat mereka menangis. Yah,.... Masa Taman Kanak-Kanak dulu. Pada akhirnya, saya dan mereka-pun terpisahkan oleh sebuah waktu, saya belum merasakan adanya perpisahan yang berarti, banyak hal, mulai dari saat itu saya dan mereka adalah anak-anak yang belum paham benar arti perpisahan, membungkus sebuah kenangan dan lain-lain aksesoris saat berpisah sampai ternyata rumah kami memang berdekatan, jadi kalaupun tidak dapat berjumpa di sekolah, saya dan mereka masih bisa berjumpa ditaman komplek sore harinya. Kini, ternyata saya merindukan mereka. Mereka sudah be
sar, dewasa bahkan sudah ada yang menjadi seorang bapak atau Ibu. Senang melihat mereka sukses berumah tangga, berani mengambil peranan besar dalam sebuah keluarga dan ada juga yang menjadi seorang yang penuh dengan pengalaman hidup, banyak hal, tidak dapat dijelaskan satu persatu, yang jelas, mereka membuat saya sangat rindu.

Selanjutnya, 6 tahun saya habiskan di Sekolah Dasar, sekolah yang sangat sederhana, sekolah yang hanya mempunya murid terbatas, bukan karena terbatas yang bisa masuk sekolah itu, tapi terbatas yang tidak bisa bayar mahal, maka masuklah kesekolah itu. Saya dimasukkan oleh bapak dan Ibu saya kedalam sekolah yang setiap hari sepulang sekolah harus menyaksikan teman-teman saya yang berjualan kantong plastik di Pasar dekat sekolah, ada juga yang harus bantu kedua orang tuanya mem
asak karena makanan itu harus mereka jual untuk biaya makan sehari-hari, ada juga yang rumahnya hanya memiliki satu ruangan sedang jumlah keluarganya ada 8 orang. Ada juga yang harus jadi preman, memalak uang kepada beberapa temannya, entah apa modus pastinya mereka melakukan itu, yang pasti itulah yang terjadi saat saya di sekolah dasar. Bukan salah sekolah saya, bukan, sekolah saya sangat berjasa, mereka mengajari banyak hal yang tidak diajari oleh sekolah-sekolah kaya lainnya, dengan kesederhanaan, alat tulis saya yang kadang suka hilang, dan lain-lainnya yang sempat membuat saya ingin pindah dari sekolah itu telah memberikan saya ruang rindu khusus kepada guru-guru yang hanya berjumlah 6, tidak pernah lebih, dan sahabat-sahabat luar biasa. Bukan salah bapak dan ibu juga yang menyekolahkan saya disana, tujuan mereka saat itu sudah bisa saya pahami sekarang, mereka menginginkan saya belajar dari apa yang saya liha
t dan rasakan, bukan dari sesuatu yang bisa direkayasa.. Ya, Ibu dan Bapak berhasil membuat saya rindu dengan mereka, mereka semua yang masa kecilnya harus bertatapan dengan pahitnya hidup dan hinanya pandangan orang lain pada apa yang mereka lakukan. Satu hal lagi, mereka sangat sayang kepada saya, mereka selalu menjaga saya dari siapapun yang menjahati saya, mereka selalu mengantar saya sampai rumah yang kebetulan rumah saya paling jauh. Mereka suka membawakan saya apa saja yang mereka dapati dari hasil berjualan, berdagang kadang memalak. Pada akhirnya, kami harus berpisah, karena sebagian besar dari mereka tidak melanjutkan sekolah, komunikasi terputus, entah mengapa mereka memutus komunikasi pada saya, kata ibu saya, "Kita cari mereka ya Nak". Yah, saya rindu kalian...

Selanjutnya, pertemuan saya dengan manusia-manusia baru, di Sekolah Menengah Pertama negeri, makin banyak aneka ma
nusia yang saya jumpai, makin buat saya pusing. Pasalnya, makin banyak gaya dan farfum yang mencolok hidung dipakai mereka, hehehe, bukan itu hal utama yang hendak saya bagi saat ini. Pertemua saya dengan organisasi, prestasi dan eksistensi. Hampir semua organisasi saya ikuti, hampir setiap perlombaan saya jalani dan hampir setiap acara saya lalui. Siapa yang tidak mengenal saya saat itu? kalau
pun ada, berarti dia baru saja tiba kesekolah itu, ehheheh. Ok, tidak banyak hal yang bisa saya ceritakan disini, sahabat-sahabat yang berasal dari keluarga menengah keatas, bisa beli apa saja yang mereka inginkan dengan meminta uang pada orang tua. yah,... tidak terlalu spesial. Pada akhirnya, saya juga harus berpisah dengan mereka.

Tingkat sekolah terakhir yang lalui adalah Sekolah menengah keatas. Tingkat sekolah yang menawarkan warna warni ABG (red: Anak Baru Gede). Dimulai dengan pesta pora, ada yang serius juga dan ada yang biasa-biasa saja. Mereka benar-benar mencari warna dalam hidup mereka. Sedang saya, saya-pun memilih warna saya saat itu, banyak hal yang saya pilih. Alhamdulillah... hhmmm, gejolak muda-pun dimulai. Pada akhirnya-pun saya berpisah dengan ABG-ABG itu.

Menjadi Mahasiswa adalah impian hampir setiap orang, Alhamdulillah saya bisa menikmati masa-masa menjadi mahasiswa yang baik. Fokus dengan minat dan bakat saya, menciptakan image, menjadi saya yang sangat nyaman, misterius dan bahagia. Memiliki mereka sahabat-sahabat yang luar biasa. Dari obrolan yang ringan sampai yang terlampau berat sehingga saya dan mereka-pun larut dalam tawa dan tangis. Mempertahankan prinsip sebagai pertahanan pemikiran. Dan, menemukan yang namanya asmara dua insan. hehehe... Akan tetapi, saya dan mereka-pun harus berpisah... lagi dan lagi kami memiliki jalan masing-masing.

Rezeki yang luar biasa, bisa melanjutkan sekolah lagi, kehidupan belum berubah, dipertemukan dengan karakter orang-orang yang baru, yang harus membuat saya tetap memasang senyuman termanis walau hati pahit sepahit-pahitnya. Bertemu satu persatu dimasa yang bergilir, dipertemukan oleh suka cita, tawa dan canda serta penyesalan dengan waktu yang teramat singkat. Sebentar lagi saya-pun akan berpisah dengan mereka.

Setiap pertemuan
saya dengan mereka memberi arti tersendiri dalam hidup saya. Walaupun saya dan mereka berkelahi, bertikai atau saling mengasihi, semua meninggalkan warna yang tidak bisa terganti dalam pupil mata saya. Mereka memberikan saya pelajaran mengenai berpikir yang semestinya, berpikir bukan hanya denga otak, tapi dengan jiwa. Menempati diri pada substansi hidup yang tidak akan berulang lagi. Memahami masa yang terus mendekati garis finish. Itulah yang sedang saya atur dalam hard disk diri saya.

Saya tidak boleh membenci pertemuan ternyata, walau pertemuan itu adalah perpisahan. Bukan itu yang semestinya saya pikirkan, tapi yang saya harus syukuri adalah dari pertemuan itu saya akan menjadi seorang yang kaya raya dengan pengalaman dan cinta kasih. Saya sudah tidak akan membenci pertemuan lagi, saya akan berusaha mencintai dengan sungguh pertemuan itu, seperti saya mencintai pertemuan dengan yang memiliki Temu dan Pisah, Allah SWT.

Sahabat, kita tidak berpisah, kita hanya dipisahkan agar kita dapat saling mendoakan dengan rindu..
Sahabat, kita tidak berpisah, kita hanya dipisahkan agar kita dapat saling tolong - menolong di hari kelak..
Sahabat, kita tidak berpisah, kita hanya dipisahkan tempat, agar kita dapat saling bersilaturahim dan memaknai kerahmatan Allah SWT atas umur dan kesehatan kita..
Sahabat, saya akan merindui kalian... Insya Allah.

Supernova, ~RuangRindu~

Aku Makin Cantik

Tahukah engkau, aku makin cantik hari ini! sungguh, aku makin cantik! lebih cantik dari kemarin, dari kemarinnya lagi, dan dari kemarin-kemarinnya lagi.



Coba kau lihat, dahiku tidak berkerut-kerut oleh pikiran dan kepedihan seperti beberapa hari yang lalu. bibirku tidak mengerucut oleh kejengkelan dan kemarahan seperti kemarin. mukaku tidak lagi tertekuk penuh beban dan kebetean seperti waktu-waktu yang lewat. tubuhku tidak lagi lesu karena keputusasaan dan kehilangan harapan.

Sungguh, aku makin cantik hari ini! mataku bersinar-sinar oleh kegembiraan, bibirku merekah lebar oleh senyum ketulusan, pipiku merona merah oleh semangat pengharapan, urat-urat wajahku santai memancarkan aura kepasrahan, semuanya menjadikan wajahku berseri-seri.

Sudah sehari aku banyak tersenyum, manyanyi, dan menari, menikmati hidup ini, dan tidak membiarkan permasalahan memengaruhi suasana hatiku. sudah sehari aku berusaha banyak menyapa dan memaafkan semua saudaraku, sudah sehari aku berusaha berderma kepada mereka.

Aku mensyukuri setiap karunia Ilahi, kini, kurasakan Allah menambahi nikmat itu dengan menjadikanku cantik sekali.

Cantik yang tidak akan pernah hilang karena debu, polusi dan kosmetik… karena yang kurasa, cantik yang kunikmati kini adalah cantik ilahi…. mungkin engkau tak mampu melihatnya, tapi aku merasakannya….


Supernova, ~RuangRindu~

Menangislah


Menangislah
Bila harus menangis
Karena kita semua manusia
Manusia bisa terluka
Manusia pasti menangis
Dan manusia pun bisa mengambil hikmah

Ketika air mata bercucuran, dan tak tertahankan. Mungkin itulah saat yang tepat untuk mengeluarkan salah satu hasrat tangis kita. Entah karena kekesalan, karena terharu, ataukah karena kerinduan yang tak tertahankan.

Dalam jiwa kita senantiasa memiliki energi yang perlu disalurkan. Mungkin terasa aneh buat kita, namun dalam kenyataannya kita membutuhkannya. Menangis.

Dengan menangis membuat kita menjadi lebih lega setelah mengalami proses kehidupan. Dengan menangis membuat kita menjadi tabah. Dan dengan menangis membuat kita menjadi sadar bahwa semuanya telah terjadi dan kita harus tabah menerima semuanya.

Namun bukanlah tangisan yang melenakan. Bukanlah tangisan yang membuat kita menjadi seperti anak kecil kehilangan mainannya. Bukanlah tangisan cinta dunia yang hanya membawa nestapa dengan rayuannya. Melainkan sebuah tangisan seorang pejuang yang tersayat hatinya karena kawan-kawannya berguguran serta pasukan menuju pada kekalahan dan inilah saat yang tepat bagi dirinya untuk bangkit kembali melawan musuh-musuh demi kemenangan suatu peperangan. Tangisan yang membawa kebangkitan dan semangat juang. Untuk menjadi lebih baik di masa depan dan yang akan datang

Tetaplah semangat menghadapi kehidupan. Biarlah airmata mengalir sesaat dan kemudian tergantikan dengan semangat. Untuk melanjutkan sebuah cita-cita peradaban dan kemenangan.

Dibalik segala duka
Tersimpan Hikmah
Yang bisa kita petik pelajaran
Dibalik segala suka
Tersimpan Hikmah
Yang mungkin bisa jadi cobaan …


Supernova, ~RuangRindu~

Rabu, 02 Februari 2011

Padang Besar dengan semangat yang Besar

Salam,

Perjalanan ke Padang Besar bersama dengan kawan-kawan MBA Tourism (Tidak semua)
membuat saya paham banyak hal, yaitu International relationship. Saat itu, saya dan satu orang gadis Indonesia juga, satu orang gadis Malaysia, satu orang pria Syiria dan satu orang lagi pria Jordan. Menaiki mobil tua putih yang tanpa AC (Air conditioner) dan diiringi lagu-lagu arab yang sejujur-jujurnya saya tidak paham apa maksud dari lagu-lagu tersebuat.

perjalanan pertama kami adalah menuju padang tebu, masuk agak kedalam dan membuat salah satu kawan pria saya agak khawatir kalau-kalau ada binatang buas nanti.


Tempat selanjutnya adalah kandang "Ayam".. saya kira sebelumnya hanya kandang ayam biasa, tapi ... Ini ayam raksasa dan tidak perlu bayar. hehehehe..

Perjalanan saya dan kawan-kawan ditutup dengan makan malam di Kuala Perlis, saat itu salah satu kawan kami dari Jordan yang menraktirnya.

masih ada perjalanan-perjalanan saya lainnya bersama kawan MBA Tourism yang sangat menyenangkan, Tunggu selengkapnya. hehehhehehe..

Supernova, ~RuangRindu~

 
template by suckmylolly.com