Sabtu, 29 Januari 2011
USAHA kah?
Diposting oleh Nova Fithra Sari di 05.49 0 komentar
Tuhan, Dimana jodoh saya?
hhhmmm, "Tuhan, dimana Jodoh saya?", mungkin itulah yang akan terlintas dalam pikiran kita para perempuan yang pekat perasaannya. dari 24 jam, kita hanya menghabiskan 2 jam untuk belajar dan sisanya memikirkan "dimana jodoh saya?". (Sama kah dengan yang kalian rasakan?) ^_^ Ketika sebuah rasa digembar gemborkan dalam sebuah pertengkaran antara adam dan hawa, baik yang sudah halal atau di"halal-halalkan" maka, 100% air mata menemani percekcokan itu. Tentunya, bukan pria yang meneteskan air mata, tapi si makhluk nan halus hatinya, kerap berdetak jantungnya ketika ia mengingat sang kekasih yang 0,001 persen berbeda dari biasanya, dan yang menghayalkan menjadi wanita satu-satunya yang akan dicintai seorang pria, menjadi istri yang dipuja-puja suaminya dan menjadi ibu yang tetap awet muda agar menjadi penguat pertahanan sebuah rumah tangga, bagi saya Kelak!!. Kembali, "Tuhan, dimana jodoh saya?". Entah saya yang bodoh menulis hal ini atau memang saya juga ikut bertanya, "Tuhan, dimana Jodoh saya?". Pernahkah membayangkan, Tuhan akan mengirimkan BBM atau SMS atau wall hanya untuk sekedar memberikan jawaban atas pertanyaan sebelumnya? Tidak semudah itu sepertinya, bukan berarti Tuhan menyulitkan. Yakinkan, bahwa Tuhan menginginkan kita sabar, ya...Sabar. "Inilah saya, apa adanya saya...", wahai pria, seberapa sering kalian mengungkapkan kata-kata itu pada wanita sebagai dalil yang sebenarnya kalian tidak ingin dipersulit sedikit saja, padahal harusnya kalian bisa duduk bersama memikirkan asa dan rasa hubungan kalian. ingat, itu hubungan kalian, bukan hubungan diri terhadap diri. atau "Kamu ga bisa ngertiin saya, kamu cuek, kamu keras kepala...", kali ini, coba saya belai sedikit para wanita untuk mengingat seberapa PD-nya kalian mengungkapkan kalimat diatas, padahal harusnya kalian bisa saja lebih dulu mengerti apa yang pria inginkan, beri pria perhatian dan ruang sebagai makhluk cuek. sekarang ada lagi... "Kamu harus dengar apa kata saya, saya ga suka kalau kamu berteman dengan dia..." wow... sebuah petunjuk bahwa pria mulai menggukan sifat kepemimpinannya, sayangnya kata "harus" tidak mencerminkan kepercayaan dan pemahaman atas "Manusia adalah makhluk sosial". "Kamu dimana, sama siapa, atau lagi apa, kok ga telp2 aku?" heheheh, hal inilah yang didominasi oleh kaum hawa, akui saja kalau wanita sering melakukan ini. hhhmmmm, ternyata serba salah... menjadi karakter yang cuek atau posesif akan berdampak tak indah pada hubungan, atau menginginkan dimengerti terus juga akan berakibat hubungan tidak timbal balik. Lantas apa yang harus dilakukan? Saya, disini bukan ingin menjadi penengah, saya menulis-pun bukan berdasarkan sumber yang omong kosong, saya berusaha meyakinkan diri saya bahwa pertanyaan itu tidak perlu lagi saya tanya pada Tuhan, itu sama saja saya tidak percaya pada janji Tuhan yaitu "Jodoh". kata-kata pria dan wanita diatas juga bukan sebuah kutipan sinetron Indonesia yang bisa di atur dengan sebuah skenario manusia, tapi saya yakin, diri saya, atau KAMU semua pernah melakukan itu. Saya tersadar, bahwa benar kata kakak saya "Kamu atau dia tidak bisa mengontrol perasaan kalian masing-masing atau sebaliknya, yang dapat mengontrol hanya yang menciptakan perasaan itu, maka serahkan pada yang memilikinya, biar Ia yang Maha Tahu yang mengaturnya, komposisi bumbunya, cara mengadonnya, besar kecil pemasaknya dan cara menyajikannya". Saya atau KAMU sampai kapanpun akan hanya ada dalam kata "Andai..." Pengandaian yang hanya membuat saya atau KAMU memiliki pemikiran yang negatif dan akhirnya menagis, menangisi hal yang tidak semestinya ditangisi. Saat ini, saya dan KAMU hanya bisa menjadi kepingan asa dan rasa. Menyadari wanita diciptakan dengan penuh perasaan dari ujung rambut hingga ujung kuku kaki, sedang Pria dengan kesungguhan logika. Bukan berati wanita terus menangisi kisah hidup sampai melupakan ibadah terpentingnya dalam hidup, yaitu menjadi wanita yang cemerlang dunia akhirat, sadari, kalau wanita cemerlang itu tak akan takut jodohnya lambat atau cepat, mungkin sebenarnya sudah banyak yang ingin mengkhitbahnya, tapi karena tertunduk malu, sang calon imam yang kurang iman kabur. Sedang pria, bukan berarti kalian dengan entengnya meninggalkan perkara-perkara kecil tanpa diperhatikan, sekecil apapun perkara itu butuh penuntasan, jangan biarkan bibit-bibit kesedihan akan berkembang biak menjadi malapetaka dihari nanti. 3 atau 10 tahun kita kenal dengan seseorang, bukan menjadi patokan dia paham kita atau sebaliknya. Pembuktiannya, tanya saja pada diri masing-masing. Hidup bukan sebuah permainan seperti playstation, yang bisa kita ulang kapan saja. Hidup butuh pilihan, Pilihan itulah yang akan menjadi konsekuensi. Wanita, tetap syukuri ciptaan Allah, karena kamu memiliki kepekaan rasa, sehingga dengan rasamu itu kamu memiliki Cinta, dan kamu diarahkan oleh rasa itu untuk memilik ia, dan terimalah ia, terimalah dengan membantunya menemui kebutuhan-kebutuhan rohani dan jasmaninya. Pria, tetap syukuri ciptaan Allah, karena kamu memiliki akal logika yang kuat, sehingga dengan akal logika kamu menemukan Cinta, dan kamu diarahkan oleh logikamu untuk memilih ia, dan terimalah ia, terimalah dengan membantunya menemui kebutuhan-kebutuhan rohani dan jasmaninya. Bayangkan ketika orang yang ada didepan kalian pergi dan tidak bisa menerima rasa atau logika kalian, belajarlah bersyukur pada apa yang sudah diusahan orang lain untuk kita. Semoga Allah senantiasa memperkaya kita dengan rasa sabar, hingga tiba waktu dimana saya atau KAMU memutuskan semua. Amin. Supernova, Ruang Rindu...
Diposting oleh Nova Fithra Sari di 04.51 2 komentar
Jumat, 28 Januari 2011
mata, hati dan cinta
Maaf, bila aku tidak sesempurna yang kau bayangkan... aku memang bukan Siti Khadijah yang beruntung menjadi wanita Rasulullah, kian keikhlasannya pada harta dan tahta yang ia miliki, dan ia tak memperdulikan itu sehingga bangga menjadi istri Rasulullah SAW, asal kau tahu, Aku ingin memiliki peristiwa seperti wanita yang dicintai Rasulullah itu... bisa kah?
Maaf bila aku tidak sesempurna yang kau bayangkan... aku memang bukan Aisyah yang beruntung menjadi wanita Rasulullah, kian kemanjaan dan kecerdasan yang ia miliki, dan ia tak memperdulikan menjadi istri kedua bahkan ia bangga menjadi istri Rasulullah SAW, asal kau tahu, aku ingin memiliki peristiwa seperti wanita yang dicintai Rasulullah itu... bisa kah?
dan, maaf bila aku tidak sesempurna yang kau bayangkan... aku bukan seorang bintang dijagad raya ini, sehingga seribu bahkan jutaan mata melihatku dengan berbinar-binar dan kau dapat berbangga hati memilikiku... asal kau tahu, aku tidak ingin kau bangga padaku kerena itu... bisa kah?
Cukup... cukup dengan tatapan manja matamu padamu duhai kekasih, aku akan setegar Siti Khadijah, aku akan secerdas Aisyah dan aku akan selembut ummi... Tatapan mata seorang kekasih yang menghalalkanku karena cintanya pada sang Agung.
- Bapak dan Ibu ku mengajarkanku bagaimana mencintai manusia dengan hati, dengan air mata dan dengan sejemput doa. Kakak dan abangku mencontohkanku bagaimana mencintai manusia dengan senyum dan saling berbagi. Teman-temanku memperlihatkanku bagaimana mencintai manusia dengan ketulusan dan kesabaran. Dan aku akan menunggu pendidikan-pendidikan bagaimana mencintai manusia dengan cara-cara lain, cara-cara yang akan aku tulis kelak didalam diary rumah tangga kita, diary yang akan menjadi penuntun asmara kita, kata-kata yang akan terangkum dengan indah, menawarkan rasa rindu yang teramat dalam, dan menanam benih-benih syurga. -
Semua karena mata - hati - cinta yang bicara!
Selamat berbahagia saudariku...
Nova Fithra Sari, -RuangRindu-...
Diposting oleh Nova Fithra Sari di 23.29 0 komentar
Kamis, 27 Januari 2011
SUPERNOVA
Diposting oleh Nova Fithra Sari di 21.33 1 komentar
Sabtu, 22 Januari 2011
Amazing Thailand
Diposting oleh Nova Fithra Sari di 00.21 0 komentar
Sabtu, 15 Januari 2011
Dear my Lovely
Dear Ayahanda Khairuddin dan Ibu Nurma, my lovely parent...
Diusia saya ini, bahkan mungkin hingga akhir h
ayat kelak, hidup memang tak selamanya mulus.. Saya tahu itu.
Ternyata, kalian memang benar,
Kita butuh batu kerikil supaya kita berhati-hati, Kita butuh semak berduri supaya kita waspada, kita butuh persimpangan supaya kita bij
aksana dalam memilih, kita butuh petunjuk jalan supaya kita punya harapan tentang arah masa depan, kita butuh masalah supaya kita tahu kita punya kekuatan, kita butuh pengorbanan agar supaya kita tahu cara bekerja keras, kita butuh air mata supaya kita tahu merendahkan hati, kita butuh dicela supaya kita tahu bagaimana cara menghargai, kita butuh tertawa supaya kita tahu mengucap syukur, kita butuh
senyum supaya kita tahu kita punya cinta, dan kita butuh orang lain supaya kita tahu bahwa kita tak sendiri.
Saya akan mencoba memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu ayah, Ibu...
Kalian memberikan gambaran berjuta rasa dan asa, pesan yang tersirat dari makna Ilahi yang kalian transformasikan kedalam realita kehidupan ini. Saya tak berhenti mengutip semua itu Ayah, Ibu...
yups, Do not think that I am weak, Stand up and reach all that I wanted too. I can do anything and everything. Bealive in mu self through Allah Azza Wajalla. All power is within me. I've it all that is requered to change the world around me.
Tak jarang pula ketika saya kedatangan tamu sebuah putus asa, kalian tetap menyadarkan saya. disaat saya terlelap oleh sebuah k
eberhasilan kalian mencoba mengingatkan saya pada sebuah sentilan, bahwa ini baru sebuah awal, belum akhir.
I try to believe in my self and my values, don't sell out when things go wrong. don't let anything get me down, always bounce
back up.
try to set goals for my future, never settle for less. After that, Realize that there are others in the world with much bigger problems than me.
Ayah, Ibu... Thank you... you always attend my life..
Saya sayang pada kalian, Jaga diri
baik-baik... seperti kalian menjaga saya saat saya tak kuasa menjaga diri saya sendiri.
Hormat saya,
Supernova. ^_^
Diposting oleh Nova Fithra Sari di 08.43 0 komentar
Hobby = Hubby
Diposting oleh Nova Fithra Sari di 08.19 0 komentar