What Time is it Now ??


Here's the New Me

Regrets over yesterday and the fear of tomorrow are twin thieves that rob us of the moment.

Jumat, 04 Februari 2011

Bertemu dan Berpisah, itulah Hidup sesaat

Salam,..

Setiap orang biasanya tidak suka dengan yang namanya perpisahan, padahal adanya perpisahan karena ada pertemuan, jadi... Apakah saya atau kalian lebih baik tidak bertemu?

Telah banyak yang saya lalui dalam sebuah perpisahan itu. Dulu, saya bertemu dengan sahabat-sahabat kecil yang masih suka membawa tempat minum atau suka menangis karena saya usilkan, atau berlebih-lebih saya memang sengaja membuat mereka menangis dan saya joget-joget dengan bangga karena merasa sukses dapat membuat mereka menangis. Yah,.... Masa Taman Kanak-Kanak dulu. Pada akhirnya, saya dan mereka-pun terpisahkan oleh sebuah waktu, saya belum merasakan adanya perpisahan yang berarti, banyak hal, mulai dari saat itu saya dan mereka adalah anak-anak yang belum paham benar arti perpisahan, membungkus sebuah kenangan dan lain-lain aksesoris saat berpisah sampai ternyata rumah kami memang berdekatan, jadi kalaupun tidak dapat berjumpa di sekolah, saya dan mereka masih bisa berjumpa ditaman komplek sore harinya. Kini, ternyata saya merindukan mereka. Mereka sudah be
sar, dewasa bahkan sudah ada yang menjadi seorang bapak atau Ibu. Senang melihat mereka sukses berumah tangga, berani mengambil peranan besar dalam sebuah keluarga dan ada juga yang menjadi seorang yang penuh dengan pengalaman hidup, banyak hal, tidak dapat dijelaskan satu persatu, yang jelas, mereka membuat saya sangat rindu.

Selanjutnya, 6 tahun saya habiskan di Sekolah Dasar, sekolah yang sangat sederhana, sekolah yang hanya mempunya murid terbatas, bukan karena terbatas yang bisa masuk sekolah itu, tapi terbatas yang tidak bisa bayar mahal, maka masuklah kesekolah itu. Saya dimasukkan oleh bapak dan Ibu saya kedalam sekolah yang setiap hari sepulang sekolah harus menyaksikan teman-teman saya yang berjualan kantong plastik di Pasar dekat sekolah, ada juga yang harus bantu kedua orang tuanya mem
asak karena makanan itu harus mereka jual untuk biaya makan sehari-hari, ada juga yang rumahnya hanya memiliki satu ruangan sedang jumlah keluarganya ada 8 orang. Ada juga yang harus jadi preman, memalak uang kepada beberapa temannya, entah apa modus pastinya mereka melakukan itu, yang pasti itulah yang terjadi saat saya di sekolah dasar. Bukan salah sekolah saya, bukan, sekolah saya sangat berjasa, mereka mengajari banyak hal yang tidak diajari oleh sekolah-sekolah kaya lainnya, dengan kesederhanaan, alat tulis saya yang kadang suka hilang, dan lain-lainnya yang sempat membuat saya ingin pindah dari sekolah itu telah memberikan saya ruang rindu khusus kepada guru-guru yang hanya berjumlah 6, tidak pernah lebih, dan sahabat-sahabat luar biasa. Bukan salah bapak dan ibu juga yang menyekolahkan saya disana, tujuan mereka saat itu sudah bisa saya pahami sekarang, mereka menginginkan saya belajar dari apa yang saya liha
t dan rasakan, bukan dari sesuatu yang bisa direkayasa.. Ya, Ibu dan Bapak berhasil membuat saya rindu dengan mereka, mereka semua yang masa kecilnya harus bertatapan dengan pahitnya hidup dan hinanya pandangan orang lain pada apa yang mereka lakukan. Satu hal lagi, mereka sangat sayang kepada saya, mereka selalu menjaga saya dari siapapun yang menjahati saya, mereka selalu mengantar saya sampai rumah yang kebetulan rumah saya paling jauh. Mereka suka membawakan saya apa saja yang mereka dapati dari hasil berjualan, berdagang kadang memalak. Pada akhirnya, kami harus berpisah, karena sebagian besar dari mereka tidak melanjutkan sekolah, komunikasi terputus, entah mengapa mereka memutus komunikasi pada saya, kata ibu saya, "Kita cari mereka ya Nak". Yah, saya rindu kalian...

Selanjutnya, pertemuan saya dengan manusia-manusia baru, di Sekolah Menengah Pertama negeri, makin banyak aneka ma
nusia yang saya jumpai, makin buat saya pusing. Pasalnya, makin banyak gaya dan farfum yang mencolok hidung dipakai mereka, hehehe, bukan itu hal utama yang hendak saya bagi saat ini. Pertemua saya dengan organisasi, prestasi dan eksistensi. Hampir semua organisasi saya ikuti, hampir setiap perlombaan saya jalani dan hampir setiap acara saya lalui. Siapa yang tidak mengenal saya saat itu? kalau
pun ada, berarti dia baru saja tiba kesekolah itu, ehheheh. Ok, tidak banyak hal yang bisa saya ceritakan disini, sahabat-sahabat yang berasal dari keluarga menengah keatas, bisa beli apa saja yang mereka inginkan dengan meminta uang pada orang tua. yah,... tidak terlalu spesial. Pada akhirnya, saya juga harus berpisah dengan mereka.

Tingkat sekolah terakhir yang lalui adalah Sekolah menengah keatas. Tingkat sekolah yang menawarkan warna warni ABG (red: Anak Baru Gede). Dimulai dengan pesta pora, ada yang serius juga dan ada yang biasa-biasa saja. Mereka benar-benar mencari warna dalam hidup mereka. Sedang saya, saya-pun memilih warna saya saat itu, banyak hal yang saya pilih. Alhamdulillah... hhmmm, gejolak muda-pun dimulai. Pada akhirnya-pun saya berpisah dengan ABG-ABG itu.

Menjadi Mahasiswa adalah impian hampir setiap orang, Alhamdulillah saya bisa menikmati masa-masa menjadi mahasiswa yang baik. Fokus dengan minat dan bakat saya, menciptakan image, menjadi saya yang sangat nyaman, misterius dan bahagia. Memiliki mereka sahabat-sahabat yang luar biasa. Dari obrolan yang ringan sampai yang terlampau berat sehingga saya dan mereka-pun larut dalam tawa dan tangis. Mempertahankan prinsip sebagai pertahanan pemikiran. Dan, menemukan yang namanya asmara dua insan. hehehe... Akan tetapi, saya dan mereka-pun harus berpisah... lagi dan lagi kami memiliki jalan masing-masing.

Rezeki yang luar biasa, bisa melanjutkan sekolah lagi, kehidupan belum berubah, dipertemukan dengan karakter orang-orang yang baru, yang harus membuat saya tetap memasang senyuman termanis walau hati pahit sepahit-pahitnya. Bertemu satu persatu dimasa yang bergilir, dipertemukan oleh suka cita, tawa dan canda serta penyesalan dengan waktu yang teramat singkat. Sebentar lagi saya-pun akan berpisah dengan mereka.

Setiap pertemuan
saya dengan mereka memberi arti tersendiri dalam hidup saya. Walaupun saya dan mereka berkelahi, bertikai atau saling mengasihi, semua meninggalkan warna yang tidak bisa terganti dalam pupil mata saya. Mereka memberikan saya pelajaran mengenai berpikir yang semestinya, berpikir bukan hanya denga otak, tapi dengan jiwa. Menempati diri pada substansi hidup yang tidak akan berulang lagi. Memahami masa yang terus mendekati garis finish. Itulah yang sedang saya atur dalam hard disk diri saya.

Saya tidak boleh membenci pertemuan ternyata, walau pertemuan itu adalah perpisahan. Bukan itu yang semestinya saya pikirkan, tapi yang saya harus syukuri adalah dari pertemuan itu saya akan menjadi seorang yang kaya raya dengan pengalaman dan cinta kasih. Saya sudah tidak akan membenci pertemuan lagi, saya akan berusaha mencintai dengan sungguh pertemuan itu, seperti saya mencintai pertemuan dengan yang memiliki Temu dan Pisah, Allah SWT.

Sahabat, kita tidak berpisah, kita hanya dipisahkan agar kita dapat saling mendoakan dengan rindu..
Sahabat, kita tidak berpisah, kita hanya dipisahkan agar kita dapat saling tolong - menolong di hari kelak..
Sahabat, kita tidak berpisah, kita hanya dipisahkan tempat, agar kita dapat saling bersilaturahim dan memaknai kerahmatan Allah SWT atas umur dan kesehatan kita..
Sahabat, saya akan merindui kalian... Insya Allah.

Supernova, ~RuangRindu~

0 komentar:

 
template by suckmylolly.com