What Time is it Now ??


Here's the New Me

Regrets over yesterday and the fear of tomorrow are twin thieves that rob us of the moment.

Selasa, 29 Juni 2010

Ku Peluk Sebuah Harapan Dari Sang Pemilik Hati

Ketika saya dipertemukan banyak Adam dimuka bumi, maka "Patah hati"pun sering saya hadapi, saya sadari ternyata itu adalah karena diri saya jua, tak pandai menjaga hati pada-Nya, besar harapan pada Pundi-Nya bukan pada Kuasa-Nya. Apakah sama dengan pengalaman Kawan-kawan jua?

ada satu doa dalam hati yang kian selalu memantapkan hati pada setiap peristiwa untuk menghasilkan keputusan besar:
(Gambar ini diperoleh dari folder pribadi saya)

"Ya Allah Yang Maha Pengasih, Hulu dan Muara dari segala cinta, Aku Berdoa, jika memang ada insan yang terbaik untukku, untuk agama dan penghidupanku, maka jodohkanlah kami dan berilah kemudahan dalam jalan-Nya, serta jagalah cinta itu hingga ia menjadi halal bagiku. Namun, jika belum ada yang terbaik untukku, untuk agama dan penghidupanku, maka jauhkanlah ingatan tentangnya hingga ke dada langit sehingga aku tenang karenanya dan tidak ada fitnah yang mendera".

Ada kutipan yang menyentuh bagi saya dari seorang Suami penuh dengan Cinta, Bapak Habibie "Saya dan Ibu adalah manunggal, saat ini separuh hati saya hilang. Tapi saya yakini, bahwa saya dan Ibu tetap berada dalam kesaling pengertian dan kasih sayang, walau kami telah dipisahkan oleh dimensi yang berbeda. Cinta saya dan ibu adalah cinta yang tulus dan suci, karena kami telah jatuh cinta atas besarnya Cinta Allah SWT"

Hidup merupakan muara tarbiyah dengan mutiara hikmah yang bertebaran di pelataran cinta-Nya. Saatnya untuk mulai mendulang mutiara hikmah dalam hidup dan melihat pelajaran berharga dalam setiap peristiwa.
Terimakasih

Saya-pun Berusaha Menikmatinya

Adakalanya tiba masa-masa sulit, yang membuat hidup terasa penuh kepedihan dan keluh kesah. Namun pada saatnya jua tibalah masa kegembiraan, yang membuta hidup terasa ringan dan terang. Tanpa sadar bibir saya basah dengan senyuman. Sesungguhnya kesedihan, kegembiraan, kekecewaan, keriangan, dan emosi-emosi lain hanyalah sementara. Sebagaimana sesaatnya malam ditelan siang. Tak selamanya kesedihan dan kegembiraan melanda saya. Semua itu datang silih berganti, tanpa dapat selalu dinanti.

Yang perlu saya pahami adalah kesementaraan ini. Kesementaraan menunjukkan bahwa emosi-emosi itu bukanlah milik saya. Ia hanya sebuah tawaran dari alam yang menuntun tindakan dan sikap saya. Ia bukanlah saya. Saat gembira saya sadari kegembiraan itu. Saat sedih, saya-pun pahami kesedihan itu. Saat saya penuh dengan kesadaran akan emosi saya , saat itu saya bersentuhan dengan jiwa yang tenang milik saya.

Saya-pun mencoba menganalisis, apakah nama yang sedang saya rasakan itu?
mungkinkan itu Sabar? Saya juga belum paham, apakah teman-teman semua paham atas rasa itu?

(Gambar ini diperoleh dari internet)

Baiklah, sebut saja itu sejengkal dari yang dikatakan Sabar...

saya tidak ingin terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Dibalik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjuangan dan pengorbanan, keringat dan kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila saya terpesona pada kenyamanan yang siberikan oleh kesuksesan, saya bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun, bila saya terkagum pada ketegaran seseorang dalam berusaha, maka saya telah menyerap sebuah energi kekuatan, keberanian dan kesabaran.

Saya mulai menganalogikan pada sebuah pohon besar yang mampu menahan terjangan badai karana memiliki batang dan akar yang kokoh. Belasan tahun diperlukan untuk menumbuhkan dan melatih kekuatan. Bulan demi bulan, hujan menguatkan jaringan kayunya. Tahun demi tahun, pohon-pohon besar lain melindungi dari terpaan hujan. Dan begitulah saya sebagai manusia yang sama-sama diberi umur dan kesempatan untuk bersabar menanti hasil dari usaha saya, dan sayapun mulai memahami pabila saya menikmatinya, saya akan mendapatkan hasilnya dengan baik.

* Saya-pun masih berusaha untuk selalu menikmati setiap usaha yang saya lakukan, tidak mempermasalahkan apakah akan ada orang yang mengakui keberhasilan usaha yang telah saya lakukan atau tidak, bagi saya sudah sebuah prestasi besar pabila saya dapat menikmatinya dengan tetap berusaha lebih dan lebih. Semoga teman-teman jua merasakan kenikmatan itu.
Terimakasih

Jumat, 25 Juni 2010

Bukan Saya dan Bukan Mereka

Hidup ini mudah jika Saya terbuka. Terbuka melihat hal-hal kecil di sekitar saya, terbuka menerima cobaan yang sedikit menghambat perjalanan saya, terbuka dalam berpikir begitu beruntungnya saya jika dibandingkan dengan orang lain, dan masih banyak lagi keterbukaan yang harusnya saya lakukan dalam menyikapi hidup. Untuk selanjutnya saya perlu berterima kasih kepada Tuhan atas takdir-Nya yang indah untuk saya. Itulah Bersyukur… ya, Itulah bersyukur.

(Foto ini diperoleh dari Internet)

Dengan bersyukur, saya mencoba menanalogikannya: ibarat saya punya uang seribu saja saya merasa kaya. Selain itu, saya merasakan bersyukur merupakan obat ampuh untuk mengobati sifat iri, paling tidak mengurangi pikiran saya untuk selalu bersedih hati menganggap lebih hijau-nya rumput tetangga. Yup..sifat dimana saya merasa cemburu ketika orang lain bahagia, sifat yang sebenarnya menunjukkan kalau saya tidak punya sesuatu yang bisa saya banggakan atau bahkan sifat yang bisa menghambat kehidupan saya. Tidaklah sulit untuk melakukan ini. Hanya perlu kepekaan terhadap apa yang telah saya miliki dan peka terhadap sekitar saya.

Pada akhirnya, saya paham, Nasihat Orang bijak mengenai:
Biarkan orang lain berdebat tentang hal-hal kecil, tetapi bukan saya. Biarkan orang lain mengeluh atas apa yang mungkin terjadi, tetapi bukan Saya. Biarkan orang lain menangisi kecil sakit, biarkan mereka putus asa, biarkan mereka menjadi dendam dan ingin membalas dendam, tetapi bukan saya. Biarkan orang lain meninggalkan masa depan mereka, dan menanggalkannya di tangan orang lain, biarkan mereka menjadi materialistis dan sombong, tetapi bukan saya. Biarkan orang lain tidak bersyukur dan berhenti berdoa, tapi tidak Saya! Biarkan orang lain menyerah, tetapi bukan Saya! Sekali lagi bukan Saya. Sebab disini saya tahu, siapa yang percaya dan yakin akan sesuatu, maka dia akan mampu.

Sebab kata Allah dalam Alquran, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku.”
(Gambar ini diperoleh dari Internet)

Akan tetapi, seolah Manusia yang harus peduli dengan manusia lain, penting juga mengupayakan agar sekeliling saya dipenuhi dengan antusias dalam menikmati keajaiban bersyukur, Baiklah.. saya mengajak teman-teman untuk selalu berterima kasih atas segala apa yang telah dapat kita lakukan, hal dasar seperti "Alhamdulillah, Terimakasih Rabb pagi ini saya masih bisa bernafas dengan baik". Dan saya-pun masih sedang dalam perjalanan untuk menjadi manusia yang pandai bersyukur, mungkin perjalanan itu masih sangat jauh, tapi tidak ada salahnya untuk saling mengingatkan.

Terimakasih,

Tidak hanya Film "Yes Man" tapi "Yes We Can"

Saya mencoba mengingat masih kecil, saat dimana mencoba belajar berjalan. saya yakin anda mengalami seperti ini juga:

(Foto ini diperoleh dari Internet)

Pertama saya harus belajar untuk berdiri: sebuah proses yang melibatkan seluruh tubuh, jatuh lalu kembali berdiri. saya kadang tertawa serta tersenyum, tapi dilain waktu saya menangis dan meringis karena sakit. Entah, seperti ada tekad dan keyakinan dalam diri saya bahwa saya akan berhasil, apa pun dan bagaimanapun. saya punya motivasi dalam diri saya.

Setelah banyak berlatih akhirnya saya mengerti bagaimana keseimbangan diri saya, sebuah persyaratan untuk kejenjang berikutnya. Saya menikmatinya dan seolah-olah punya kekuatan baru, punya motivasi baru. Saya akan berdiri dimana Saya suka – di tempat Saya, di sofa, di pangkuan ibu Saya, Bapak Saya, atau pun seseorang. Itu adalah waktu yang menggembirakan – Saya melakukannya! Saya dapat mengontrol diri Saya. Saya tersenyum dan tertawa lucu, puas akan keberhasilan Saya. Sekarang – langkah berikutnya – berjalan. Saya melihat orang lain melakukannya – ini keliatannya tidak terlalu sulit – hanya memindahkan kaki Saya saat Anda berdiri, kan?

Salah – ternyata lebih kompleks daripada yang Saya bayangkan. Saya berurusan dengan rasa frustasi. Tapi Saya terus mencoba, mencoba lagi dan mencoba lagi dan lagi sampai Saya tahu bagaimana berjalan. Saya selalu ingin kedua tangan Saya diberi pegangan saat berjalan.

Jika orang melihat Saya berjalan, mereka akan bertepuk tangan, mereka tertawa, mereka akan memberi semangat, “Ya Tuhan, lihatlah apa yang dia lakukan”. “Oh anakku sudah bisa berdiri”. “pandainya anakku, pintarnya anakku” dan lain-lain. Dorongan ini memicu Saya; dorongan itu menambah rasa percaya diri Saya. Dorongan itu memotivasi Saya.

Namun meski begitu, Andapun mencoba berjalan saat tak ada yang melihat Saya, saat tak ada yang bersorak-sorai? Setiap peluang ada, Saya berlatih untuk berjalan. Saya tidak bisa menunggu seseorang untuk memotivasi Saya untuk mengambil langkah-langkah berikutnya. Saya belajar bagaimana untuk memotivasi diri sendiri.

Jika kita bisa mengingat hal ini tentang diri kita di hari ini.

Ingat bahwa kita bisa melakukan apapun yang kita pikiran. Kita mampu mengatur jika kita mau dan bersedia melewati proses, seperti ketika kita belajar berdiri, seperti ketika kita belajar berjalan. Kita tidak perlu menunggu orang lain untuk memotivasi kita, kita perlu memotivasi diri kita sendiri.

Jika Saya sudah lupa bagaimana melakukan hal ini, atau merasa seperti beku, kaku dan gamang. Maka Saya membutuhkan motivasi, maka saya akan mengambil kembali perjalanan singkat dalam hidup Saya yang telah lewat – Lihatlah prestasi Saya, tidak peduli prestasi besar atau prestasi kecil – atau saat-saat dimana Saya bertemu dengan tantangan dan menemukan cara untuk berhasil. Ulanglah keberhasilan itu saat ini, saat Saya menghadapi permasalahan yang sedang Saya hadapi.

Fokus pada semua hal yang Saya pikir Saya tidak bisa lakukan, kemudian saya melakukannya.

Sekarang kita harus percaya pada diri kita! Yakinkan pada hati kita Bahwa kita pasti bisa.

Ingat, hari ini adalah hari terbaik dalam hidup kita, milikilah masa depan yang indah, dengan membuat perubahan hari ini!"

*Berharap tulisan ini dapat menambah motivasi saya dan membantu teman-teman untuk meraih rasa percaya akan kemampuan diri memperoleh motivasi diri, saya-pun sedang mencobanya selalu.
Terimakasih

E-mail Tentang Jawaban Hati



Salam...

Malam ini, untuk yang kesekian kalinya saya mendapatkan e-mail dari seorang sahabat yang sedang bertanya-tanya mengenai "simbol" dari agama yang "kami" anut (Islam). "Pernahkah kamu menduga Va, bahwa mereka wanita muslimah, sadar, mengapa mereka berjilbab? Sesungguhnya realita menunjukkan bahwa mereka pada umumnya memandang jilbab hanya sebatas adat istiadat yang mereka warisi dari orang tua mereka dan sebagai bakti kepada keduanya yang menyuruhnya. Oleh karena itu sebagai warisan dan adat istiadat suci, maka harus dijaga dan dilestarikan. Lantas, apa alasanmu menggunakan "simbol" itu?", demikianlah e-mail singkat yang dikirimnya pada pukul 1.45 wib dini hari.

Pertanyaan Sahabatku itu memang membuat saya sedikit ragu untuk menjawabnya, akan tetapi saya sadar bahwa pertanyaan itu muncul dari kritisasi hati dan pikiran Sahabat itu, dan saya-pun harus menjawabnya dengan kedalaman hati dan pikiran yang jernih, yah... tanya pada hati kembali. Maka Alhamdulilla, saya berhasil menjawabnya dengan substansi e-mail yang telah saya kirimkan seperti dibawah ini


يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Wahai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak wanitamu dan istri-istri orang mu’min agar mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surat Al Ahzab:59)


Semoga Sahabat memahami jawabanku, bahwa pabila jilbab adalah salah satu bentuk dari perjanjian dan persetujuan suatu adat, maka adat tersebut menjadi promotor keberkahan wanita muslimah. Disini, Semoga saya-pun dapat memetik hikmah dari pertanyaan sederhana akan tetapi penuh dengan makna tersebut.
Terimakasih Sahabat Maya-ku...
Wassalam,

Let me tell a woman

(I took this picture from Internet)

Let me tell you a poetry about woman before!
“Purity of the woman has a grand means, which can be identity of woman her self, and can be glory throne in a soul. Purity has a sacred value for woman”

Well,
I try to describe a woman which is covered in her figure as a woman, mother, and wife. As we know is an interesting topic to be discussed since the previous time until today. Do you know why?... because woman has her own uniqueness. There are many vagaries which are difficult to understand. Besides, she has some secret paths in her personality. Basically, woman is completed with feeling and emotional that are different with a man. The woman’s sincerity usually, will be reflected in her behavior and action. These wonderful spells are able to crush man’s heart completely.

To be a perfect woman in this modern era is not easy. Since there are many challenges that should be faced by woman its better for her to have a good model in her life. Moreover a woman will be seen as a complete woman if she has faithful, obedience, and purity.

God has given his belief to woman to carry out a holy task such as give birth babies, and take care of them, remember Audience!! The execution of next generation is in woman’s hand. Or in another word, we can say that “woman is a pillars of state”. Well, talking about women will guide our mind to see them, more real. Woman is not only created to satisfy man’s sexuality, but they are also reserved to have good ability in doing many actions. Actually, value and status are not determined from beauty but from morality and personality. And also identity of woman can be signed with bodily identity and spiritual identity.

The woman in this era reserve more selective on read of era. Because of woman figure more loosing and life aspect follow the current of globalization era that attack this world. A woman be a woman, a woman was born from a woman. Thinking about that!!!. And than woman also can be business woman. Because of emancipation demand or economic demand. But is not a woman obligation to find money.

Finally, a woman are woman should be a mother, woman should be a wife, and woman should be her self. I think that all my words, and I have message for you all, that:
A woman image be a beautiful shadow, A woman affection be shades of a soul, and a woman loves be an inspiration for a man.



 
template by suckmylolly.com