What Time is it Now ??


Here's the New Me

Regrets over yesterday and the fear of tomorrow are twin thieves that rob us of the moment.

Jumat, 25 Juni 2010

Bukan Saya dan Bukan Mereka

Hidup ini mudah jika Saya terbuka. Terbuka melihat hal-hal kecil di sekitar saya, terbuka menerima cobaan yang sedikit menghambat perjalanan saya, terbuka dalam berpikir begitu beruntungnya saya jika dibandingkan dengan orang lain, dan masih banyak lagi keterbukaan yang harusnya saya lakukan dalam menyikapi hidup. Untuk selanjutnya saya perlu berterima kasih kepada Tuhan atas takdir-Nya yang indah untuk saya. Itulah Bersyukur… ya, Itulah bersyukur.

(Foto ini diperoleh dari Internet)

Dengan bersyukur, saya mencoba menanalogikannya: ibarat saya punya uang seribu saja saya merasa kaya. Selain itu, saya merasakan bersyukur merupakan obat ampuh untuk mengobati sifat iri, paling tidak mengurangi pikiran saya untuk selalu bersedih hati menganggap lebih hijau-nya rumput tetangga. Yup..sifat dimana saya merasa cemburu ketika orang lain bahagia, sifat yang sebenarnya menunjukkan kalau saya tidak punya sesuatu yang bisa saya banggakan atau bahkan sifat yang bisa menghambat kehidupan saya. Tidaklah sulit untuk melakukan ini. Hanya perlu kepekaan terhadap apa yang telah saya miliki dan peka terhadap sekitar saya.

Pada akhirnya, saya paham, Nasihat Orang bijak mengenai:
Biarkan orang lain berdebat tentang hal-hal kecil, tetapi bukan saya. Biarkan orang lain mengeluh atas apa yang mungkin terjadi, tetapi bukan Saya. Biarkan orang lain menangisi kecil sakit, biarkan mereka putus asa, biarkan mereka menjadi dendam dan ingin membalas dendam, tetapi bukan saya. Biarkan orang lain meninggalkan masa depan mereka, dan menanggalkannya di tangan orang lain, biarkan mereka menjadi materialistis dan sombong, tetapi bukan saya. Biarkan orang lain tidak bersyukur dan berhenti berdoa, tapi tidak Saya! Biarkan orang lain menyerah, tetapi bukan Saya! Sekali lagi bukan Saya. Sebab disini saya tahu, siapa yang percaya dan yakin akan sesuatu, maka dia akan mampu.

Sebab kata Allah dalam Alquran, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku.”
(Gambar ini diperoleh dari Internet)

Akan tetapi, seolah Manusia yang harus peduli dengan manusia lain, penting juga mengupayakan agar sekeliling saya dipenuhi dengan antusias dalam menikmati keajaiban bersyukur, Baiklah.. saya mengajak teman-teman untuk selalu berterima kasih atas segala apa yang telah dapat kita lakukan, hal dasar seperti "Alhamdulillah, Terimakasih Rabb pagi ini saya masih bisa bernafas dengan baik". Dan saya-pun masih sedang dalam perjalanan untuk menjadi manusia yang pandai bersyukur, mungkin perjalanan itu masih sangat jauh, tapi tidak ada salahnya untuk saling mengingatkan.

Terimakasih,

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Kekuatan manusia untuk sebuah pengharapan kadang membuat logika bertolak belakang dengan sebuah perasaan.

Ketika sesuatu itu bertanda bahwa sebuah pengharapan atas keajaiban membawa manusia menembus batas imaji. Dan semua kembali kepada Yang Maha Segalanya. Dia lah yang membuat semuanya menjadi kenyataan dan manusia membuat pertahanan karena Kuasa-Nya.

Dan pada akhirnya suatu ucapan rasa syukur melebihi segala rasa.

Karena setiap suatu keinginan akan terwujud kalau kita memang berusaha ingin mewujudkannya tanpa banyak pertanyaan mengapa begini, mengapa begitu. Tanpa membanding2kan mana hasil yang terbaik. Karena yang terbaik itu adalah hadiah terindah yang akan membuat semua orang tetap semangat utk mewujudkannya.


-cz-

Nova Fithra Sari mengatakan...

Terimakasih atas komentarnya
Alhamdulillah, semakin banyak belajar dan mengerti saya ^_^

 
template by suckmylolly.com